C D
belum ada satu bulan..
Fm
ku yakin masih ada
C C -C7
sisa wangiku di bajumu
F G
namun kau tampak baik saja
Em A
bahkan senyummu lebih lepas
Dm G
sedang aku di sini hampir gila..
C D
kita tak temukan jalan..
Fm
sepakat akhiri
C C -C7
setelah beribu debat panjang
F G
namun kau tampak baik saja
Em A
bahkan senyummu lebih lepas
Dm G
sedang aku di sini belum terima..
Em F C
bohongkah tangismu sore itu di pelukku?
Em F
nyatanya pergi ku pun
C
tak lagi mengangganggumu
Dm G
apa sudah ada kabar lain yang kau tunggu?
Reff :
C E
sudah adakah yang gantikanku..?
Am Gm C
yang khawatirkanmu setiap waktu..?
F G
bercerita tentang apapun
Em Am
sampai hal-hal tak perlu
Dm G
kalau bisa jangan buru-buru..
Dm G (C)
kalau bisa jangan ada dulu..
Int. C D Fm C
C D
baru lewat satu bulan..
Fm C
kemarin ulang tahunku
Am
tak ada pesan darimu
E/G# G D/F#
tak apa mungkin kau lupa
Dm
atau sudah ada hati
Bb G
yang harus kau jaga..?
Reff :
C E
sudah adakah yang gantikanku..?
Am Gm C
yang kau antar jemput setiap sabtu..?
F G
yang s'lalu ingatkan
Em Am
untuk pakai sabuk pengamanmu
Dm G
kalau bisa jangan buru-buru..
C E
sudah adakah yang gantikanku..?
Am Gm C
yang khawatirkanmu setiap waktu..?
F G
bercerita tentang apapun
Em Am
sampai hal-hal tak perlu
Dm G
kalau bisa jangan buru-buru..
Dm G (C)
kalau bisa jangan ada dulu..
Outro : C D Fm C
C D Fm C
hu.. huu uu.. hu..
Makna Lagu :
Lagu "Satu Bulan" ibarat surat yang tak pernah dikirim, ditulis dengan tinta rindu di halaman malam. Bernadya menyanyikan kisah tentang waktu yang terlalu sempit untuk cinta yang terlalu dalam—satu bulan bukan sekadar angka, melainkan ruang kecil tempat hati mencoba memahami segalanya.
Ini adalah tentang perasaan yang datang cepat, tumbuh diam-diam, lalu diuji oleh detik-detik yang terlalu cepat berlari. Dalam satu bulan, dua jiwa saling menjenguk, saling menakar, namun tak cukup waktu untuk menjadikan kebersamaan sebagai rumah. Yang tersisa hanya kemungkinan yang menggantung di udara, seperti layang-layang yang putus talinya sebelum sempat tinggi terbang.
Bernadya tidak meratap, tapi meresapi. Ia tahu bahwa tidak semua rasa punya waktu untuk berkembang sepenuhnya. Kadang, cinta itu seperti benih yang sempat tersiram hujan, namun belum sempat tumbuh sebelum musimnya berganti.
“Satu Bulan” adalah lagu tentang pertemuan yang indah namun terlalu singkat, tentang harapan yang tak sempat menjadi janji, dan tentang keikhlasan menerima bahwa tidak semua rasa harus selesai dengan kata selamanya. Lagu ini mengajarkan kita bahwa ada cinta yang cukup hanya dengan pernah ada.